Pengenalan Umum tentang Organization Development
Bagi
seorang pengusaha yang mendirikan organisasi ataupun perusahaan, selalu
berharap agar usahanya itu bisa berjalan dengan baik. Tapi kenyataanya selalu
ada masalah yang datang silih berganti yang menghalangi kelancaran usahanya itu.
Persaingan antar organisasi adalah salah satu penghalangnya.
Organisasi-organisasi saling bersaing untuk menjadi yang terbaik dan itupun
sudah berlangsung sejak dahulu kala. Berbagai inovasi atau pengembangan produk
dilakukan dengan harapan untuk menarik minat para konsumen. Tetapi pengembangan
produk saja “tidak cukup” untuk menciptakan sebuah organisasi atau perusahaan
yang terbaik. Perlu yang namanya pengembangan organisasi atau Organization Development yang mana mengefisiensikan kerja dari
organisasi tersebut. Pengembangan organisasi yang dimaksud adalah Adaptation ( penyesuaian terhadap
lingkungan dan konsumen) dan Change (merubah
struktur, proses kerja organisasi, dsb).
Definisi
Menurut pandangan saya Organization Development adalah
suatu proses jangka panjang yang terencana untuk melakukan suatu perubahan
dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan problem solving,
mengatasi perubahan lingkungan eksternal, dan meningkatkan efektifitas dengan
cara merubah struktur, proses, strategi, orang-orang dan juga budaya
organisasi.
Pertama,
OD menerapkan perubahan pada strategi, struktur dan proses pada seluruh sistem.
Contohnya dalam organisasi berfokus pada bagaimana sebuah organisasi
berhubungan dengan lingkungan luas dan bagaimana hubungan itu bisa
ditingkatkan. Itu termasuk dalam perubahan pada pengelompokan orang-orang yang
melaksanakan tugas (struktur) dan juga metode komunikasi serta problem solving
(proses) untuk mendukung perubahan dalam strategi.
Kedua,
OD dalam pengaplikasian dan transfer ilmu pengetahuan tentang perilaku dan
praktiknya, termasuk mikrokonsep seperti leadership, group dynamic, dan work
design, dan makrokonsep seperti strategi, organization design, dan
international relations.
Ketiga,
OD berkaitan dengan memenejemen perubahan terencana. OD adalah sebuah proses
adaptif untuk merencanakan dan melaksanakan perubahan. Meliputi perencanaan
untuk mendiagnosa dan penyelesaian masalah organisasi, tetapi perencanaan itu
fleksibel dan sering direvisi sebagai informasi baru.
Keempat,
OD melibatkan desain, pelaksanaan dan penguatan perubahan yang selanjutnya. Melaksanakan
program lanjutan diluar rencana awal untuk jangka panjang.
Kelima,
OD berorientasi pada peningkatan keefektifan organisasi. Kefektifan organisasi
dapat diukur dari 3 dimensi. Pertama, mampu untuk menyelesaikan permasalahannya
sendiri dan fokus perhatian dan sunber daya untuk meraih tujuan. Kedua,
memiliki kinerja keuangan dan teknis yang tinggi, termasuk pertumbuhan
penjualan, keuntungan yang dapat diterima, kualitas produk dan servis, dan
produktifitas tinggi. Ketiga, memiliki pelanggan yang puas dan loyal atau pihak
lain yang terlibat seperti pemegang saham, supplier, agensi pemerintah yang
menyediakan sumberdaya dan legitimasi bagi organisasi.
3 tren utama yang
membentuk perubahan dalam organisasi :
1 . Globalisasi,
memunculkan kesempatan dan ancaman yang baru.
2 .
Teknologi
informasi menyediakan informasi yang lebih modern tentang cara melakukan pekerjaan, cara menggunakan ilmu
pengetahuan, dan cara menghitung biaya pelaksanaan bisnis.
3 .
Inovasi
manajerial sebagai respon terhadap tren globalisasi dan teknologi informasi dan
mempercepat dampaknya pada organisasi. Bentuk organisasi yang baru, seperti
jaringan, strategi aliansi, dan korporasi virtual, yang menyediakan cara
berfikir baru tentang bagaimana membuat barang dan pelayanan pengiriman bagi
organisasi.
Sejarah
Sampai sekarang, OD
tergabung dari 5 latar belakang utama :
1 .
Laboratory
Training Background (T-group)
T-group
merupakan kelompok kecil yang tidak berstruktur yang mana partisipan di
dalamnya belajar dari interaksi mereka sendiri dan mengembangkan proses grup
tentang hubungan interpersonal, pertumbuhan personal, kepemimpinan, dan
dinamika kelompok. T-group muncul pada musim panas di tahun 1946, ketika Kurt
Lewin dan staffnya di pusat penelitian untuk dinamika kelompok di Massachusetts
Institute of Technology (MIT) diminta oleh Connecticut Interracial Commission
dan komite di Community Interrelations American Jewish Congress untuk membantu
dalam penelitian pelatihan tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat tersebut
dipertemukan untuk mempelajari tentang kepemimpinan dan untuk mendiskusikan
permasalahan. Ketika selesai pada setiap harinya peneliti berdiskusi secara
privat tentang perilaku dan dinamika kelompok yang mereka observasi. Tokoh
masyarakat meminta izin untuk ikut dalam sesi itu. Demikian, T-grup yang
pertama terbentuk dimana orang bereaksi kepada data tentang perilaku mereka
sendiri. Peneliti menyimpulkan bahwa umpan balik tentang interaksi grup
merupakan pengalaman pembelajaran yang kaya.
Pengaplikasian
metode T-grup pada sebuah perusahaan melahirkan “Organization Development” dan
menyebabkan personel perusahaan dan spesialis hubungan industrial memperluas
peran mereka untuk menawarkan jasa konsultasi internal kepada menejer. Dari
waktu ke waktu T-grup menolak sebagai intervensi OD. Aspek praktik teknik T-grup
untuk organisasi lebih dikenal sebagai Team Building, sebuah proses untuk
membantu kegiatan kelompok menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan tugas dan
memuaskan kebutuhan anggota. Team Building adalah salah satu bentuk
institusional yang umum dari OD sekarang.
2 .
Action Research
/ Survey Feedback
Kontribusi
action research bermula pada tahun 1940an dengan sebuah studi yang diadakan
oleh ilmuan sosial John Collier, Kurt Lewin, dan William Whyte. Mereka
menemukan bahwa sebuah penelitian perlu terkait erat dengan tindakan jika
anggota organisasi menggunakan hasil penelitian itu untuk mengelola perubahan.
Usaha kolaboratif dimulai antara anggota organisasi dan ilmuan sosial untuk
mengumpulkan data penelitian tentang fungsi organisasi, untuk mengalanisa
penyebab masalah dan membuat dan melaksanakan solusi. Setelah pelaksanaan, data
selanjutnya di kumpulakan untuk menilai hasilnya. Hasil dari action research
adalah anggota organisasi bisa menggunakan hasil penelitian untuk diri mereka
sendiri sebagai panduan untuk bertindak dan berubah, dan ilmuan sosial bisa
mempelajari proses tersebut untuk membuat sebuah ilmu pengetahuan baru yang
bisa diterapkan dimana saja.
Studi
selanjutnya menuntun pada perkembangan manajemen partisipatif sebagai sarana
untuk mendapatkan karyawan yang terlibat dalam perencanaan dan mengelola
perubahan. Komponen kunci pada kebanyakan studi action research adalah
pengumpulan data survey secara sistematik. Studi yang dilakukan oleh Likert dan
Floyd Mann di sebuah perusahaan besar dengan memberikan sebuah survei manajemen
dan sikap karyawan. Temuan survey dilaporkan kepada manajemen atas terlebih
dahulu, baru disebarkan ke seluruh organisasi. Sesi umpan balik di adakan di task
group, dengan supervisi dan bawahannya langsung mendiskusikan data bersama.
Studi selanjutnya menunjukkan perubahan
yang lebih signifikan dan positif seperti kepuasan kerja yang terjadi dalam
departemen yang menerima umpan balik.
3 .
Normative
Approaches
Likert Partisipatif
Menejemen Program menggunakan survey-feedback proses menggambarkan 4 tipe
sistem manajemen :
- + Eksploitatif
otoritatif sistem = pendekatan gaya kepemimpinan yang dari atas ke bawah.
Motivasi karyawan berdasarkan punishment dan reward yang kadang-kadang.
Komunikasi pada umumnya downward dan ada sedikit interaksi atau kerjasama ke
samping. Pengambilan keputusan dan kontrol yang utama terletak di puncak
organisasi. Sistem ini menghasilkan performa yang kurang baik atau cukup.
- +Benevolen
otoritatif sistem = mirip dengan sistem yang pertama, kecuali manajemen lebih
paternalistik (berpola), karyawan boleh lebih sedikit berinteraksi,
berkomunikasi dan mengambil keputusan tetapi dalam batasan yang diberikan
menejemen.
- +Konsultatif
sistem = meningkatkan interaksi karyawan, komunikasi, dan pengambilan
keputusan. Walaupun karyawan bisa berkonsultasi tentang masalah dan keputusan,
tetapi menejemen tetap yang mengambil keputusan akhir. Produktifitas baik,
karyawan cukup puas dengan organisasi.
- +Partisipatif
grup sistem = kelompok kerja sangat terlibat dalam menetapkan tujuan, mengambil
keputusan, metode improving, dan menilai hasil. Komunikasi yang terjadi
menyamping dan vertikal. Sistem ini mencapai level produktivitas yang tinggi,
kualitas dan juga kepuasan anggotanya.
Managerial
Grid = sebuah model normatif tentang kepemimpinan dari Blake dan Mouton yang
diteliti berdasarkan 2 barrier utama pada keunggulan adalah perencanaan dan
komunikasi. Menurut Managerial Grid, gaya individu bisa dideskripsikan
berdasarkan perhatiannya pada produktivitas dan juga pada orang. Perhatian
kepada produktivitas contohnya seperti menyelesaikan tugas produktivitas,
mengembangkan ide kreatif, membuat kebijakan yang berkualitas, membangun staff
servis dengan teliti dan berkualitas tinggi atau menciptakan pengukuran
efisiensi beban kerja. Perhatian kepada orang meliputi perhatian kepada
individual personal worth, kondisi kerja yang baik, tingkat keterlibatan dan
komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan, keamanan, sosialisasi yang baik dan
hubungan lainnya. Setiap dimensi diukur menggunakan skala 9 poin dan
menghasilkan 81 gaya kepemimpinan yang mungkin.
4 .
Quality of Work
Life
Dideskripsikan dalam 2
fase
- +Berdasarkan
penelitian Eric Trist dan koleganya, program QWL terlibat dalam penggabungan partisipasi
oleh serikat dan menejemen dalam desain pekerjaan dan hasil dari desain
pekerjaan itu memberikan level kebijaksanaan yang tinggi pada karyawan, variasi
tugas, dan umpan balik mengenai hasil. Program QWL ini menemukan self-managing
kelompok kerja sebagai bentuk dari desain kerja. Kelompok ini tersusun dari pekerja-pekerja
multiskill yang diberikan otonomi dan informasi untuk mendesain dan memanage
performa tugas mereka sendiri.
- +
Orang-orang
mendefinisikan QWL sebagai sebuah pendekatan atau metode untuk meningkatkan
kerja.
Sebagai hasilnya program
QWL meluas melebihi fokus awalnya pada desain pekerjaan ke fitur lain dari
tempat kerja yang bisa mempengaruhi produktivitas dan kepuasan karyawan,
seperti sistem reward, work flows, gaya menejemen, dan lingkungan fisik kerja.
5 .
Strategic Change
Strategic change
melibatkan peningkatan keselarasan antara lingkungan organisasi, strategi, dan
desain organisasi. Intervensi strategic change termasuk usaha untuk
meningkatkan hubungan organisasi dengan lingkungannya dan kecocokan antara
teknikal, politikal, dan sistem budaya. Kebutuhan akan strategic change
biasanya di tandai dengan gangguan besar di organisasi seperti ketua eksekutif
baru datang dari luar organisasi.
Ruang lingkup
1 .
Perencanaan manajemen
Dalam
perencanaan manajemen, OD memiliki tugas untuk melakukan pengumpulan informasi
dan mendiagnosa pada keseluruhan organisasi yang bertujuan agar terciptanya
keteraturan, keefektifitasan serta keefesiensian dari sebuah organisasai.
Hal-hal yang direncanakan termasuk struktur, proses, orang-orang, strategi,
serta budaya dari organisasi.
2 .
Monitoring
Memonitoring
jalannya sebuah perusahaan guna melakukan perubahan-perubahan agar dapat
beradaptasi dengan kondisi lingkungan luar maupun dalam organisasi yang
dinamis.
3 .
Evaluasi
(feedback)
Evaluasi
dilakukan guna untuk memperbaiki langkah-langkah dalam perubahan yang sudah
dilaksanakan agar langkah selanjutnya lebih efektif dan efisien.
Model of change
1. Model
change lewin
a.
Tahap Pencairan (Unfreezing)
- Situasi yang
merugikan
- kesadaran dan
pemahaman bahwa perubahan mulai diperlukan
- persiapan
untuk berubah (mendiagnosa masalah dan mencari solusi)
- force field
analysis (jika faktor ‘pro’ perubahan lebih besar dari faktor ‘kontra’
makaperubahan dapat terjadi. Sebaliknya jika faktor ‘kontra’ lebih besar maka
perubahan tidak bisa terjadi.
b. Tahap Berubah
/ changing – fase transisi
- takut dengan
ketidakpastian dari arah perubahan (kearah baik atau kearah buruk)
- merealisasikan
solusi
- butuh waktu
untuk belajar dan memahami perubahan
- dukungan
sangat dibutuhkan (pelatihan, pembinaan,
umpan balik)
-
mengkomunikasikan tentang perubahan, sehingga tidak melupakan arah perubahan yang dituju
c. Tahap
Pembekuan Kembali (Refreezing)
- membangun
stabilitas kembali (adaptasi)
- Norma baru
mulai diterima
- Perubahan
perlu diperkuat,agar perubahan bisa diterima dan dipertahankan dimasa depan
- Perubahan
berumur pendek, jadi perlu perubahan yang baru lagi (unfreezing lagi)
- Perubahan ke
tingkat yang lebih tinggi (improve)
- Perubahan
tidak ada akhirnya
2. Action Research
Model
Action research
dikonseptualisasikan oleh Kurt Lewin dan kemudian dijabarkan dan dikembangkan
oleh ilmuawan perilaku lainnya. Lewin percaya bahwa motivasi untuk perubahan
itu sangat terkait dengan tindakan
Action research
berfokus pada permasalahan, client dan berorientasi paada tindakan. Melibatkan
klient dalam diagnostik, pembelajaran aktif, pencarian masalah dan proses
penyelesaian masalah. Teori action research menyediakan jembatan antara
knowledge building dan pengumpulan data dengan aksi yang efektif. Memberdayakan
karyawan dan memungkinkan organisasi untuk mempertahankan perubahan dengan
menyediakan data tidak hanya dari bagaimana membuat perubahan yang diperlukan
saat ini tetapi juga pada proses perubahan itu sendiri
3. The Positive Model
Berfokus pada hal-hal
positif yang dilakukan organisasi. Itu membantu anggotanya untuk mengerti
organisasinya. Orang cenderung untuk berperilaku dengan tujuan untuk
merealisasikan ekspektasinya.Ekspektasi positif pada sebuah organisasi bisa
membuat organisasi itu bertumbuh kembang karena karyawannya akan berperilaku
untuk mewujudkan ekspektasi tersebut.
Model perencanaan perubahan
positif melibatkan 5 fase
- Initiate the
inquiry (memulai penyelidikan)
Menentukan
subjek perubahan. Itu menekankan keterlibatan karyawan untuk mengidentifikasi
isu organisasi yang paling di perhatikan. Contoh, keberhasilan kolaborasi
antara pria dan wanita (sebagai perlawanan terhadap diskriminasi seksual) atau
kepuasan pelanggan (sebagai lawan dari ketidak puasan pelanggan). Jika fokus
penyelidikan dianggap penting bagi anggota organisasi, maka perubahan terjadi
sejalan dengan hal-hal positif itu.
-
Inquire the best
practice (menyelidiki praktik terbaik)
Pengumpulan
informasi mengenai apa yang terbaik di organisasi ini. Jika topiknya adalah
inovasi organisasi, maka anggota akan mengumpulkan informasi yang berkaitan
dengan topik.
-
Discover the
themes (menemukan tema)
Anggota memilih-milih
topik untuk mengidentifikasi tema-tema yang mewakili tema umum pada pengalaman
orang-orang.
-
Envision a
preferred future (membayangkan masa depan yang lebih disukai)
Anggota membahas
tema yang sudah ditentukan dengan mengembangkan persentase kemungkinan
terlaksananya tema tersebut.
-
Design and
deliver ways to create the future (merancang dan memberikan cara untuk
menciptakan masa depan)
Mendeskripsikan
aktivitas dan membuat perencanaan untuk merealisasikan visi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar